Hari Batik Nasional

Hari Batik Nasional, So What?

 
Hari Sabtu , 2 Oktober, diperingati sebagai hari batik nasional. Ini dimulai tahun lalu, ketika Unesco menetapkan batik sebagai warisan dunia yang berasal dari Indonesia. Sebelumnya batik oleh masyarakat Indonesia dianggap pakaian khusus, yang hanya digunakan pada momen-momen tertentu saja, seperti pernikahan.
Munculnya klaim Malaysia atas batik, lalu penetapan Unesco tahun lalu, membangkitkan sentimen masyarakat Indonesia untuk mengenakan batik. Maka sekarang setiap Jumat, banyak perusahaan yang mewajibkan karyawannya mengenakan batik. Lalu berbagai desain kemeja, gaun, kaos yang bermotifkan batik. Permintaan batik naik pesat.
Setelah satu tahun penetapan hari batik nasional, adakah perkembangan positif bagi dunia batik? Selain permintaan pasar dan desain yang makin bervariasi, aku belum melihat hal positif lain. Contohnya industri batik. Memang di beberapa daerah berkembang, seperti di Jogja dan Pekalongan, baik itu batik tulis maupun cap. Tetapi para pengusaha batik itu pun tahu ada ancaman dari Utara, yaitu banjirnya  batik cetak dari negeri China.
Di sisi lain , masih banyak batik-batik Indonesia yang kurang berkembang, seperti batik Lasem maupun motif-motif dari daerah lain. Mereka ini tidak semaju rekannya di Jogja atau Pekalongan , karena sudah lama tertidur. Butuh bantuan dari pihak lain, baik modal, promosi maupun proteksi.
Hal lain yang masih jalan di tempat, mayoritas orang Indonesia sudah gemar memakai batik. Tetapi mayoritas juga tidak tahu cita rasa dari batik. Sebagian besar dari kita, tidak pernah tahu motif-motif batik. Tahunya cuma harga batik mahal-murah, atau merek yang terkenal atau tidak. Habis itu, ya kita tidak tahu apa-apa.
 Bila hanya begini-begini saja, maka batik akan surut pelan-pelan. Batik hanya akan menjadi tren, yang 2-3 tahun lagi akan pudar dan ditinggalkan. Seperti judul warta ini, hari batik nasional, so what? Kita akan kembali mengikuti tren dunia.
THE BATIK SOUVENIR